Kabinet Ali Sastroamidjodjo I dan II

Oleh : Siti Nur Lailatul Fauziah / 2288200056




Kabinet Ali Sastroamidjoyo I

Ali Sastroamijoyo atau Ali Sastroamidjojo dapat dikatakan sebagai salah seorang politikus handal pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Kiprah politiknya tak diragukan lagi, ia berhasil menjadi pemimpin kabinet pada masa pemerintahan Presiden Soekarno sebanyak 2 kali.
Masa bakti Kabinet Ali Sastroamidjojo 1 dibentuk 31 Juli 1953 hingga 24 Juli 1955. Sesuai namanya, kabinet ini dipimpin oleh Ali Sastroamidjojo dari Partai Nasionalis Indonesia (PNI) dengan wakil Wongsonegoro dari Partai Indonesia Raya (PIR). Oleh karena itu, kabinet ini disebut juga dengan Kabinet Ali Sastroamidjojo-Wongsonegoro. Kabinet ini didukung oleh beberapa partai. Beberapa partai pendukung Kabinet Ali Sastroamidjojo, antara lain Nahdatul Ulama (NU) dan Partai Nasional Indonesia (PNI). 

Program Kerja Kabinet Ali Sastroamidjoyo I

  1. Menjalankan politik luar negeri yang bebas dan menuju perdamaian dunia
  2. Mengubah hubungan Indonesia-Belanda atas dasar Unie-Statuut menjadi hubungan internasional biasa
  3. Mempercepat peninjauan kembali perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) dan menghapuskan perjanjian yang merugikan negara
  4. Menyelesaikan pertikaian politik 
  5. Mengusahakan kembalinya Irian Barat dalam kekuasaan wilayah Republik Indonesia secepatnya
  6. Melaksanakan politik bebas-aktif
  7. Menyelenggarakan pemilihan umum (pemilu) dengan segera
  8. Mempercepat terbentuknya perundang-undangan nasional, di lapangan keamanan, kemakmuran, keuangan, dan kewarganegaraan

Keberhasilan Kabinet Ali Sastroamidjoyo I 

  1. Terlakasananya Pemilu, Persiapan pemilu berhasil rampung di masa pemerintahan Kabinet Ali Sastroamidjojo 1. Pemilu direncanakan akan dilakukan pada 29 September 1955. Hal ini tentu menjadi prestasi karena program kerja kabinet dapat berjalan dengan mulus
  2. Membaiknya hubungan dengan Cina. Terdapat sebuah sistem ekonomi baru bernama Ali-Baba. Sistem ekonomi ini adalah kerjasama antara pengusaha pribumi dengan pengusaha Tionghoa.
  3. Menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika (KAA). Perang dingin yang semakin terasa di Asia membuat Ali Sastroamidjojo berkeinginan untuk melakukan konferensi. Ali Sastroamidjojo bertanggungjawab melaksanakan persiapan KAA dan juga mengirimkan undangan kepada negara-negara Asia-Afrika. KAA pada 1955 punya arti penting di bidang politik luar negeri. Terjadinya konferensi ini memicu peristiwa lain seperti Australia dan Amerika yang berusaha menghapus politik apartheid di negaranya. Indonesia bahkan mendapatkan dukungan diplomasi dari negara Asia-Afrika untuk menyatukan Irian Barat di PBB.

Jatuhnya Kabinet Ali Sastroamidjoyo 

  1. Terjadinya konflik antara partai PNI  dan NU, Konflik yang terjadi antara PNI dan NU membuat NU menarik dukungannya dan juga menterinya dari kabinet.
  2. Pemberontakan DI/TII, Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia (DI/ TII) di Jawa Barat melakukan pemberontakan di bawah pimpinan Kartosuwirjo. Pemberontakan ini menyebar hingga ke Aceh, Sulawesi Selatan, dan juga Jawa Tengah yang mengemukakan berbagai masalah. 
  3. Konflik Internal antara kabinet dengan TNI -AD, Terdapat anggapan bahwa partai melakukan intervensi politik ensi kepada Angkatan Darat yang merupakan lanjutan dari peristiwa 17 Oktober 1952 ketika para perwira Angkatan Darat melakukan demonstrasi di Istana Negara. Masalah ini terjadi di era Kabinet Wilopo. Kabinet Ali Sastroamidjojo I rupanya tidak mampu mengatasi permasalahan ini. Dengan adanya permasalahan ini, akhirnya Ali Sastroamidjojo mengembalikan mandat pada Presiden Soekarno pada 24 Juli 1955 dan digantikan dengan Kabinet Burhanudin Harahap.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH INDONESIA MASA AWAL KEMERDEKAAN